Theosofi dan Konspirasi Yahudi
Theosofi juga merupakan setali tiga uang dengan gerakan Free Masonry.
Misi gerakan ini sangat identik dengan gerakan Free Masonry sebagai
gerakan pengusung isu lintas agama. Meskipun sudah beroperasi ratusan
tahun di tanah air, tak banyak referensi yang kita temukan mengenai
paham ini. Ada apa dengan sejarah? sejarah tak lain adalah hasil rekam
jejak rezim penguasa. Baik buruknya catatan sejarah bergantung pada
siapa yang berkuasa. Annie Besant sebagai salah seorang ketua gerakan
Theosofi yang juga pemimpin gerakan Free Masonry menyebutkan misi
gerakan ini di antaranya; 1. Membentuk suatu inti persaudaraan universal
kemanusiaan tanpa membeda-bedakan ras, kepercayaan, jenis kelamin,
kasta ataupun warna kulit, 2. Mengajak mempelajari perbandingan
agama-agama, filsafat dan ilmu pengetahuan.
Di tengah miskinnya literatur mengenai gerakan Theosofi di tanah air,
Artawijaya yang juga menjabat sebagai Koordinator Liputan Majalah Sabili
menghadirkan kupasan tuntas mengenai gerakan ini di tanah air. Buku
Gerakan Theosofi di Indonesia ditulis dengan usaha keras Artawijaya
mengumpulkan naskah-naskah klasik, rapuh dan hampir sobek di
Perpustakaan Nasional Jakarta.
Secara garis besar buku ini memuat beberapa hal; pertama mengenai
keterkaitan gerakan Theosofi dengan Free Masonry, bahwa inti ajaran,
tokoh-tokoh dan pendiri, lambang gerakan dan seterusnya kedua gerakan
ini tak jauh beda. Kedua perihal doktrin ajaran. Gerakan Theosofi
memberi doktrin terkait aspek Tuhan, manusia, alam semesta, agama, alam
akhir dan reinkarnase. Dalam kepercayaan Theosofi pancaran cahaya Tuhan
umpama pletikan bunga api yang memancar ke segala ciptaanNya, mereka
meyakini bahwa dalam setiap kehidupan dan makhluk di alam semesta ini,
ada Zat Tuhan yang menyatu (al-faid/ pantheisme/ emanasi. Alam semesta
dan segala isinya bukan diciptakan, melainkan memancar dari Zat Tuhan.
Seperti Free Masonry, Theosofi juga membungkus gerakannya dengan doktrin
humanisme sekuler dan pluralisme. Di samping itu, ada yang disebut
sebagai sihir Kabbalah. Di indonesia, sihir Kabbalah modern menjelma di
layar televisi dalam tayangan The Master. The Master merupakan istilah
yang digunakan kaum Mason dan Theosofi yang bermakna sang guru untuk
para pelaku sihir dan magic.
Bagian keempat buku ini mengupas rekam jejak gerakan Theosofi yang juga
seiring dengan Free Masonry di Indonesia. Dua gerakan ini melakukan
perekrutan terhadap kaum pribumi, para priyai jawa, tokoh pemuda, bahkan
kiprah pers yang yang bernafaskan dua gerakan ini. Kemiripan ajaran
Theosofi dengan ajaran Sufi membuat gerakan ini mudah diterima kaum
pribumi. Di poin kelima buku ini, penulis secara terbuka menyebutkan
beberapa nama tokoh nasional dan organisasi yang terjaring konsep
pemikirannya dengan gerakan Theosofi, diantaranya: Soetomo, Radjiman
Wediodiningrat, Soekarno, Ki Hadjar Dewantara, Kartini dan sebagainya.
sementara beberapa organisasi tersebut antara lain ; Boedi Oetomo, Jong
Java, Taman Siswa dan seterusnya. Sementara beberapa tokoh lain seperti
H. Agus Salim, Muhammad Natsir dan Buya Hamka adalah orang-orang yang
konsisten melawan inti ajaran gerakan ini. Dua bagian akhir buku ini
membahas mengenai beberapa aliran doktrin ajaran ini di tanah air,
tokoh-tokoh Mason dan Theosof masa kini yang dianggap sebagai pahlawan
oleh para pengikutnya.
Buku yang kata pengantarnya ditulis oleh Dr. Adian Husaini selaku ketua
Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia ini sarat fakta dan data, namun tak
menjadikan para pembaca sulit untuk memahaminya. Artawijaya membuktikan
kepiawaiannya sebagai jurnalis dalam mendeskripsikan dan memaparkan
setiap bahasan. Meski dijejali dengan aneka data layaknya buku sejarah,
pembaca akan tetap dibawa hanyut secara emosional untuk terus menyimak
lembar per lembar buku ini. Secara fisik, buku terbitan Pustaka
Al-Kautsar ini memiliki tampilan cukup bagus, dengan cover lux dan
elegan. Penulis mencantumkan daftar pustaka yang luar biasa lengkap,
serta lampiran bukti-bukti Email Loge Theosofi di Indonesia.
Bagi setiap muslim amatlah layak membaca buku ini. Menyimak fakta dan
data buku ini akan mengingatkan seorang muslim pada kemurnian akidah dan
agama yang dijalaninya. Mewaspadai gerakan dan konspirasi Yahudi yang
telah menjelma dan muncul dengan aneka gaya dan ragam dalam kehidupan.
Bagi para aktivis sejarah dan tokoh agama juga sangat dianjurkan membaca
buku ini, referensi sejarah yang langka, diramu dengan gaya jurnalistik
yang menarik. Membaca buku ini seperti kita diajak asyik menikmati
sebuah berita aktual yang ada di surat kabar dan majalah.