Kita tentunya merasa tidak nyaman dengan asap pekat knalpot yang
keluar dari kendaraan bermotor setiap harinya. Selain membuat polusi
udara dan lingkungan, tentunya gas buang yang dikeluarkan knalpot
mengandung gas karbon yang berbahaya bagi kesehatan.
Dalam pameran Indonesian Science Project Olympiad (ISPO) 2011 di
Balairung Universitas Indonesia (UI), salah satu peserta siswa dari SMAN
2 Bandar Lampung di bidang teknologi, mampu meneliti dan menciptakan
sebuah terobosan baru, yakni Katalistik Konverter Sederhana, Knalpot Ramah Lingkungan.
Tak berbeda dengan knalpot pada umumnya, hanya saja pada knalpot
tersebut dipasangkan batu–batu zeolit sebagai penyaring asap dan gas
karbon.
Penciptanya adalah Ratna Agustina dan Niken Dwi Larasati
dari kelompok Karya Ilmiah Remaja (KIR) SMAN 2 Bandar Lampung. Menurut
Ratna, batu zeolit mudah didapat di toko–toko aquarium yang berfungsi
untuk mengurangi emisi dan karbon berbahaya. Harganya Rp 5.000 per
kilogram.
Batu zeolit dipilih karena dapat menyerap gas buang kendaraan. Batu
zeolit alam merupakan senyawa alumino silikat terhidrasi dengan unsur
utama yang terdiri dari kation alkali dan alkali tanah.
“Jadi memang batu zeolit ini mampu menarik dan menyaring gas
karbon, ditaruh sebagai penyaring dan dipasangkan di dalam kipas yang
sengaja dipasang pada knalpot. Mungkin dapat dibantu di bengkel untuk
pemasangannya karena harus di las,” ujarnya Ratna.
Batu zeolit adalah batuan asam yang berbutir halus, berpori, serta
berstruktur tiga dimensi. Hasilnya, kata Ratna, mampu mengurangi karbon
hingga 50 persen lebih. “Sudah kami uji coba dengan diukur
menggunakan media kertas sebelum dan sesudah pakai zeolit nampak
perbedaannya. Setelah disaring pakai zeolit kehitamannya jauh berkurang,
back to nature-lah,” jelasnya.
Menurut Ratna, ide pembuatan knalpot itu berawal dari isu global
warming. Dia bersama Niken Dwi Larasati meminta pendapat kepada kakak
kelasnya. Akhirnya ide knalpot ramah lingkungan itu muncul dengan
menggunakan batu zeolit karena Lampung merupakan penghasil batu zeolit.
Guru Pembina Karya Ilmiah Remaja (KIR) SMAN 2 Bandarlampung, Siti
Nursiah, berharap pemerintah mengembangkan katalitik konventer ini
secara massal serta menyosialisasikannya kepada pabrik motor di
Indonesia.
“Pada tahun 2011 sudah ada pabrik motor yang menggunakan knalpot
yang ramah lingkungan. Penelitian murid kami ini perlu dikembangkan,” ujarnya.
Indonesian Science Project Olympiad (ISPO) 2011 menampilkan 170
proyek penelitian para finalis. Pemberian penghargaan bagi para pemenang
akan dilaksanakan di Sasono Langen Budoyo Taman Mini Indonesia Indah
(TMII), Jakarta pada 25 Februari 2011.
Sumber: OkeZone.com, Wartakotalive.com