Kamis, 15 September 2011

Theosofi dan Konspirasi Yahudi

Theosofi juga merupakan setali tiga uang dengan gerakan Free Masonry. Misi gerakan ini sangat identik dengan gerakan Free Masonry sebagai gerakan pengusung isu lintas agama. Meskipun sudah beroperasi ratusan tahun di tanah air, tak banyak referensi yang kita temukan mengenai paham ini. Ada apa dengan sejarah? sejarah tak lain adalah hasil rekam jejak rezim penguasa. Baik buruknya catatan sejarah bergantung pada siapa yang berkuasa. Annie Besant sebagai salah seorang ketua gerakan Theosofi yang juga pemimpin gerakan Free Masonry menyebutkan misi gerakan ini di antaranya; 1. Membentuk suatu inti persaudaraan universal kemanusiaan tanpa membeda-bedakan ras, kepercayaan, jenis kelamin, kasta ataupun warna kulit, 2. Mengajak mempelajari perbandingan agama-agama, filsafat dan ilmu pengetahuan.
Di tengah miskinnya literatur mengenai gerakan Theosofi di tanah air, Artawijaya yang juga menjabat sebagai Koordinator Liputan Majalah Sabili menghadirkan kupasan tuntas mengenai gerakan ini di tanah air. Buku Gerakan Theosofi di Indonesia ditulis dengan usaha keras Artawijaya mengumpulkan naskah-naskah klasik, rapuh dan hampir sobek di Perpustakaan Nasional Jakarta.
Secara garis besar buku ini memuat beberapa hal; pertama mengenai keterkaitan gerakan Theosofi dengan Free Masonry, bahwa inti ajaran, tokoh-tokoh dan pendiri, lambang gerakan dan seterusnya kedua gerakan ini tak jauh beda. Kedua perihal doktrin ajaran. Gerakan Theosofi memberi doktrin terkait aspek Tuhan, manusia, alam semesta, agama, alam akhir dan reinkarnase. Dalam kepercayaan Theosofi pancaran cahaya Tuhan umpama pletikan bunga api yang memancar ke segala ciptaanNya, mereka meyakini bahwa dalam setiap kehidupan dan makhluk di alam semesta ini, ada Zat Tuhan yang menyatu (al-faid/ pantheisme/ emanasi. Alam semesta dan segala isinya bukan diciptakan, melainkan memancar dari Zat Tuhan. Seperti Free Masonry, Theosofi juga membungkus gerakannya dengan doktrin humanisme sekuler dan pluralisme. Di samping itu, ada yang disebut sebagai sihir Kabbalah. Di indonesia, sihir Kabbalah modern menjelma di layar televisi dalam tayangan The Master. The Master merupakan istilah yang digunakan kaum Mason dan Theosofi yang bermakna sang guru untuk para pelaku sihir dan magic.
Bagian keempat buku ini mengupas rekam jejak gerakan Theosofi yang juga seiring dengan Free Masonry di Indonesia. Dua gerakan ini melakukan perekrutan terhadap kaum pribumi, para priyai jawa, tokoh pemuda, bahkan kiprah pers yang yang bernafaskan dua gerakan ini. Kemiripan ajaran Theosofi dengan ajaran Sufi membuat gerakan ini mudah diterima kaum pribumi. Di poin kelima buku ini, penulis secara terbuka menyebutkan beberapa nama tokoh nasional dan organisasi yang terjaring konsep pemikirannya dengan gerakan Theosofi, diantaranya: Soetomo, Radjiman Wediodiningrat, Soekarno, Ki Hadjar Dewantara, Kartini dan sebagainya. sementara beberapa organisasi tersebut antara lain ; Boedi Oetomo, Jong Java, Taman Siswa dan seterusnya. Sementara beberapa tokoh lain seperti H. Agus Salim, Muhammad Natsir dan Buya Hamka adalah orang-orang yang konsisten melawan inti ajaran gerakan ini. Dua bagian akhir buku ini membahas mengenai beberapa aliran doktrin ajaran ini di tanah air, tokoh-tokoh Mason dan Theosof masa kini yang dianggap sebagai pahlawan oleh para pengikutnya.
Buku yang kata pengantarnya ditulis oleh Dr. Adian Husaini selaku ketua Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia ini sarat fakta dan data, namun tak menjadikan para pembaca sulit untuk memahaminya. Artawijaya membuktikan kepiawaiannya sebagai jurnalis dalam mendeskripsikan dan memaparkan setiap bahasan. Meski dijejali dengan aneka data layaknya buku sejarah, pembaca akan tetap dibawa hanyut secara emosional untuk terus menyimak lembar per lembar buku ini. Secara fisik, buku terbitan Pustaka Al-Kautsar ini memiliki tampilan cukup bagus, dengan cover lux dan elegan. Penulis mencantumkan daftar pustaka yang luar biasa lengkap, serta lampiran bukti-bukti Email Loge Theosofi di Indonesia.

Bagi setiap muslim amatlah layak membaca buku ini. Menyimak fakta dan data buku ini akan mengingatkan seorang muslim pada kemurnian akidah dan agama yang dijalaninya. Mewaspadai gerakan dan konspirasi Yahudi yang telah menjelma dan muncul dengan aneka gaya dan ragam dalam kehidupan. Bagi para aktivis sejarah dan tokoh agama juga sangat dianjurkan membaca buku ini, referensi sejarah yang langka, diramu dengan gaya jurnalistik yang menarik. Membaca buku ini seperti kita diajak asyik menikmati sebuah berita aktual yang ada di surat kabar dan majalah.


IMAGINATION IS MORE IMPORTANT THAN KNOWLEDGE ~ALBERT EINSTEIN~

Mu'allimin Scientific Community